Institut Teknologi Indonesia (ITI) menggelar wisuda untuk Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) untuk Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 yang berlangsung di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J Habibie BRIN, Tangerang Selatan.
Pada Wisuda sesi kedua ini, Rektor Institut Teknologi Indonesia (ITI), Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPU, ASEAN Eng., menuturkan dalam momen bersejarah ini para insinyur lulusan ITI siap memasuki dunia profesional setelah melalui pendidikan profesi yang penuh tantangan. Hal ini disampaikan dalam sambutannya saat sidang terbuka wisuda PSPPI, Sabtu (27/04).
“Kami memahami sepenuhnya bahwa prosesi ini sudah menjadi bagian bagi peserta pendidikan program profesi insinyur yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya. Dan, merupakan acara yang sangat dinantikan dan diharapkan sebagai salah satu kenangan indah masa studi saat memakai kampus ITI,” kata Marzan. Adapun jumlah lulusan semester ganjil dan pada semester genap 2023/2024 pada program profesi insinyur berjumlah 239 wisudawan – wisudawati.
“Jumlah ini terus meningkat sejak diselenggarakan 2 tahun yang lalu. Ini menunjukkan bahwa amanah undang-undang nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran mengenai kewajiban setiap orang yang melakukan praktik izin untuk mengikuti pendidikan SI dan proses lanjutannya sampai mencapai jenjang uji profesional semakin disadari oleh para pelaku praktik izin tinggal di Indonesia.” ujar Marzan.
Lebih lanjut dikatakan, para peserta wisuda adalah para sarjana teknik dengan latar belakang berbagai profesi yang melibatkan penerapan prinsip-prinsip elektrik untuk merancang, mengembangkan dan memperbaiki sistem struktur mesin perangkat atau materil. “Pada tahun ini, kami mencatat lulusan PSPPI antara lain sebagai Insinyur Sipil, Insinyur Mesin, Insinyur Listrik, Insinyur informatika, Insinyur industri, uji lingkungan, isu transportasi, termasuk juga insinyur pengembangan wilayah dan perkotaan serta insinyur pertanian.” tutur Marzan.
Sementara itu, diwaktu yang sama Dr. Ir. Heru Dewanto, S.T., M.Sc(Eng)., IPU., ACPE., APEC Eng. selaku Ketua Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI) berpesan kepada para wisudawan – Wsudawati PSPPI bahwasanya pertama, harus menjadi agen kemajuan peradaban manusia. Kedua, insinyur harus siap menjawab panggilan ibu Pertiwi untuk mensejahterakan masyarakat.
“Nah, sekarang tugas insinyur terkait dengan tujuan bersama kita 100 tahun setelah Indonesia merdeka yaitu Indonesia emas 2045. Jadi banyak hal yang sangat tergantung kepada para insinyur untuk upaya kita mencapai Indonesia emas 2045 yang ukurannya satu yaitu income per kapita penduduk adalah $13.000 per kapita per tahun dan itu hanya bisa dicapai apabila pertumbuhan ekonomi kita tinggi. Dan, yang kedua apabila industri porsinya mencapai 25% dari PDB. Karena itulah maka Indonesia membutuhkan mesin mesin ekonomi baru. Digitalisasi, hilirisasi dan juga transisi energi,” tungkas Heru.
Selain itu Dr. Ir. Arlan Septia Ananda Rasam, ST, MM., IPU selaku Bendahara Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menuturkan harapan kedepan dengan program PSPPI ini dapat berjalan dengan lebih besar lagi dan tentunya mencetak sebanyak mungkin lulusan yang berkualitas. “Karena ada sekitar 1.451.000 sarjana teknik yang belum bersertifikat insinyur. Sehingga mereka sebenarnya di undang undang itu belum bisa melakukan praktek keinsinyuran. Nah, ini adalah beberapa terobosan yang kita lakukan di sini ada yang program bergulir untuk mengejar ketinggalan.” ujar Arlan. Lebih lanjut dikatakan, ini harus di capai karena negara-negara tetangga sudah melakukan sejak lama sedangkan di Indonesia baru dilakukan sejak 2014.
Sebagai penutup, awak media mewawancarai wisudawan untuk program profesi insinyur yakni, Wasis Riayadi. Dikatakan, bahwa Ia selama satu semester menjalani pendidikan di ITI sangat puas dan tidak ada kendala. “sebenarnya hanya kemalasan dari pribadi orang saja. Kalau kita rajin, Insya Allah bisa semuanya berjalan dengan lancar. Itu sangat membantu semua mata kuliahnya, di bagikan dengan baik, dijelaskan dengan baik, sehingga kita paham. semoga ini menjadi bekal untuk lebih baik lagi ke depannya. Dan, mendapatkan insinyur -insinyur baru yang lebih kompeten.
“Harapan kedepan untuk ITI, semakin maju, makin jaya, sehingga insinyur Indonesia makin banyak karena ini kontribusi untuk negara , yang 20 tahun lagi akan menyongsong Indonesia emas 2045 di mana peran insinyur itu sangat penting karena untuk pembangunan negara ini.,” ujar Wasis.