Institut Teknologi Indonesia (ITI) menggelar wisuda untuk Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) untuk Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024 yang berlangsung di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J Habibie BRIN, Tangerang Selatan.
“Kami memahami sepenuhnya bahwa prosesi ini sudah menjadi bagian bagi peserta pendidikan program profesi insinyur yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya. Dan, merupakan acara yang sangat dinantikan dan diharapkan sebagai salah satu kenangan indah masa studi saat memakai kampus ITI,” kata Marzan. Adapun jumlah lulusan semester ganjil dan pada semester genap 2023/2024 pada program profesi insinyur berjumlah 239 wisudawan – wisudawati.
“Jumlah ini terus meningkat sejak diselenggarakan 2 tahun yang lalu. Ini menunjukkan bahwa amanah undang-undang nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran mengenai kewajiban setiap orang yang melakukan praktik izin untuk mengikuti pendidikan SI dan proses lanjutannya sampai mencapai jenjang uji profesional semakin disadari oleh para pelaku praktik izin tinggal di Indonesia.” ujar Marzan.
Lebih lanjut dikatakan, para peserta wisuda adalah para sarjana teknik dengan latar belakang berbagai profesi yang melibatkan penerapan prinsip-prinsip elektrik untuk merancang, mengembangkan dan memperbaiki sistem struktur mesin perangkat atau materil. “Pada tahun ini, kami mencatat lulusan PSPPI antara lain sebagai Insinyur Sipil, Insinyur Mesin, Insinyur Listrik, Insinyur informatika, Insinyur industri, uji lingkungan, isu transportasi, termasuk juga insinyur pengembangan wilayah dan perkotaan serta insinyur pertanian.” tutur Marzan.
“Nah, sekarang tugas insinyur terkait dengan tujuan bersama kita 100 tahun setelah Indonesia merdeka yaitu Indonesia emas 2045. Jadi banyak hal yang sangat tergantung kepada para insinyur untuk upaya kita mencapai Indonesia emas 2045 yang ukurannya satu yaitu income per kapita penduduk adalah $13.000 per kapita per tahun dan itu hanya bisa dicapai apabila pertumbuhan ekonomi kita tinggi. Dan, yang kedua apabila industri porsinya mencapai 25% dari PDB. Karena itulah maka Indonesia membutuhkan mesin mesin ekonomi baru. Digitalisasi, hilirisasi dan juga transisi energi,” tungkas Heru.
“Harapan kedepan untuk ITI, semakin maju, makin jaya, sehingga insinyur Indonesia makin banyak karena ini kontribusi untuk negara , yang 20 tahun lagi akan menyongsong Indonesia emas 2045 di mana peran insinyur itu sangat penting karena untuk pembangunan negara ini.,” ujar Wasis.