Institut Teknologi Indonesia Berkomitmen Menciptakan Dan Mempercepat Kebutuhan Insinyur Melalui Program Profesi Insinyur

Institut Teknologi Indonesia > Berita Kampus > Institut Teknologi Indonesia Berkomitmen Menciptakan Dan Mempercepat Kebutuhan Insinyur Melalui Program Profesi Insinyur

Pelantikan sekaligus Pemberian Penghargaan kepada Wisudawan/Wati lulusan Program Akademik dan Program Profesi Insinyur (PPI) pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024 dan semester genap 2022/2023. Perguruan tinggi ITI melantik Wisudawan dan Wisudawati sebanyak 506 Mahasiswa, terdiri dari 308 Mahasiswa Sarjana dan 198 Mahasiswa Program Profesi Insinyur.

Wisuda pada hari ini Minggu  (22/10) diikuti oleh 199 wisudawan dari Prodi Teknik Mesin 9 Wisudawan, Prodi Teknik Industri 43 Wisudawan, Teknologi Industri Pertanian 29 Wisudawan dan Program Profesi Insinyur 118 Wisudawan. Dalam Sidang Senat Terbukanya di Balai Sidang Graha Widya Bhakti KST B.J. Habibie BRIN, Serpong Tangerang Selatan, lulusan Institut Teknologi Indonesia pada hari ini memasuki hari kedua, yaitu pada hari Minggu 22 Oktober 2023. Sebanyak 31 Wisudawan menjadi lulusan terbaik dengan predikat Cumlaude. Lulusan dengan IPK tertinggi diraih oleh Ananda Intan Putri Zahra NIM 1131900040 dari Program Studi Teknik Industri dengan nilai IPK 3,89 sehingga mendapatkan predikat Summa Cumlaude.

Hal yang menarik pada prosesi wisuda hari ini adalah pelantikan para wisudawan/wati dari Program Profesi Insinyur, yang dilantik langsung oleh Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Program Profesi Insinyur ITI telah berjalan selama 2 (dua) tahun, dimana pada prosesi wisuda kali ini diikuti oleh wisudawan/wati angkatan ke empat. Saat ini, Indonesia berada pada kondisi kekurangan Insinyur bahkan negara kita kalah dengan dari negara Vietnam dalam ketersediaan Insinyur. Program Profesi Insinyur ITI berkomitmen dalam mencetak calon-calon Insinyur handal sehingga memenuhi kebutuhan Insinyur di Indonesia sebagaimana legasi pendiri Institut Teknologi Indonesia, yaitu Almarhum Prof. Dr-Ing. B. J. Habibie, FREng.

Picture6Senada dengan itu, Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPU., ASEAN Eng selaku Rektor ITI menjelaskan kepada media bahwa pelaksanaan Program Profesi Insinyur merupakan dukungan dan kotribusi ITI kepada lulusan sarjana-sarjana teknik untuk didorong menjadi insinyur profesional sehingga para lulusan dapat melaksanakan praktek keinsinyuran secara legal berdasarkan Undang-Undang keinsinyuran. Selain itu, diharapkan jumlah insinyur di Indonesia cepat bertambah agar dapat memenuhi kebutuhan jumlah Insinyur handal di tanah air, Pungkas Rektor ITI

Pada kesempatan yang sama, Ir. Bambang Goeritno Soekamti, M.Sc., MPA., IPU., APEC Eng selaku Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia, Menjelaskan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) ini adalah anggota dari International Engineering Organizations atau Aliansi Insinyur Internasional yang jumlah anggotanya sangat banyak. Selain itu, PII tidak hanya memiliki fungsi dalam menjalankan akreditasi pada Perguruan Tinggi Teknik melainkan dapat melakukan kerjasama dengan beberapa negara dalam rangka kesetaraan sertifikasi keinsinyuran. Hal ini berdampak pada Insinyur yang telah memiliki sertifikasi Insinyur Profesional, seperti IPM dan IPU memiliki kesetaraan dan hak yang sama dalam hal legalitasi Insinyur di Internasional sehingga para insinyur memiliki kemudahan untuk masuk ke dalam suatu negara dalam menjalankan praktek keinsinyuran. Seperti yang diketahui sebelumnya, Indonesia saat ini dalam kondisi minim Insinyur Profesional, dimana rasio negara lainnya lebih unggul dalam ketersediaan Insinyur Profesional. Ketersediaan Insinyur di Negara Korea Selatan dapat mencapai 5000 orang, Jepang dan Malaysia mencapai 9.000 Insinyur. Sedangkan Negara Vietnam jauh lebih baik dalam mencetak Insinyur daripada Indonesia. Oleh karena itu, perlu dukungan dan peran dari berbagai pihak, khususnya PSPPI ITI dalam menumbuhkan jumlah Insinyur di Indonesia, Pungkas, Bambang Goeritno pada Awak Media, Minggu (22/10)

Prof. Ir. Krishna Mochtar, ST., MSCE., Ph.D., IPU selaku Ketua Program Profesi Insinyur menjelaskan bahwa kurikulum pada Program Profesi Insinyur ITI tentunya telah ditetapkan oleh pemerintah maupun PII, dimana ilmu-ilmu dasar keteknikan telah didapatkan pada jenjang sarjana. Kurikulum PSPPI ITI menambahkan kode etik keinsinyuran sehingga untuk menjadi seorang lulusan Insinyur ITI harus memiliki etika tinggi sehingga memiliki jiwa profesionalisme. Selain itu, kurikulum dalam segi K3 dan communication skill serta pemecahan masalah secara nyata di lapangan yang di dalamnya akan ada studi kasus dan praktik-praktik keinsinyuran sehingga menjadi bekal bagi para insinyur ke depannya, pungkas Krishna Mochtar.

Peraih predikat kelulusan Summa Cumlaude, Ir. Herman, SP.,M.Eng yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian & Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kab. Bangka Selatan dalam pernyataannya kepada awak media menambahkan bahwa Insinyur adalah aktor pembangunan sehingga kita dituntut harus bisa berpikir secara sistematis. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sampai dengan tahun 2045, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang maju sehingga Insinyur harus mampu mengoptimalkan perannya dalam mengelola segala sumber daya yang ada di bumi pertiwi tentunya dengan etika moral dalam keprofesian Insinyur, pungkasnya.

Leave a Reply