Tim Riset ITI & PICES Gelar Kerjasama di Gili Mitra Nusa Tenggara Barat

Institut Teknologi Indonesia > Kerjasama > Tim Riset ITI & PICES Gelar Kerjasama di Gili Mitra Nusa Tenggara Barat
Tim Riset ITI dan pihak terkait foto bersama dengan Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah, usai audiensi di Pendopo Gubernur NTB, Senin (23/5).

GUBERNUR NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyambut baik rencana penelitian yang akan dilakukan oleh Tim Riset Institut Teknologi Indonesia (ITI) yang didukung oleh The North Pacific Marine Science Organization (PICES) tentang Dimensi Manusia dan Deteksi Racun Ikan Ciguatera di Kepulauan Gili Meno, Air, dan Trawangan (Matra).

Hal tersebut disampaikan Gubernur saat menerima audiensi dari Tim Riset ITI dengan PICES di ruang kerjanya, Senin, 23 Mei 2022. Oke setuju, bolehlah, yang penting harus tetap kerja sama. Apa yang bisa kami bantu, pasti dibantu, kata Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB.
Sebagai informasi, Tim Riset ITI memilih Gili Matra sebagai lokasi penelitian dikarenakan Gili menjadi saah satu ikon wisata yang ada di Provinsi NTB.
Koordinator Kegiatan Penelitian yang juga Peneliti Ahli Utama Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Lingkungan, Pesisir dan Kelautan, Prof Dr.Ir.Suhandar I. Sachoemar, M.Si dalam kesempatan audiensi itu menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan kerja sama antar lembaga Riset dan Perguruan Tinggi antara lain ITI, BRIN, UI, Universitas Mataram yang didukung Lembaga Riset International PICES (The North Pacific Marine Science Organization).

PICES beranggotakan enam negara yaitu Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat China, Korea Selatan dan Rusia. Menurut Suhendar, selain kegiatan penelitian, juga akan diadakan workshop dan diseminasi teknologi yang didukung tenaga ahli dari anggota PICES bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB beserta SKPD dan lembaga terkait lainnya. Termasuk Perguruan Tinggi, BKKPN, BRIDA Provinsi NTB, Dinas KKP, Dinas LHK, mahasiswa, masyarakat pesisir, pemerhati lingkungan dan stakeholder lainnya.

Suhendar menyampaikan rasa syukurnya atas sambutan baik Gubernur NTB terhadap rencana penelitian yang akan dilakukan timnya. Kami mau meneliti Ciguatera di Gili. Ciguatera itu semacam mikroorganisme yang menjadi ancaman di lingkungan perairan. Alhamdulillah, terima kasih Pak Gubernur sudah siap membantu, ungkap Suhendar.

Penanggung Jawab Kegiatan Penelitian Ciguatera, Shinta Leonita, STP.M.Si menyampaikan secara umum tentang tujuan penelitian ini. Secara umum, penelitian ini memiliki tujuan antara lain, mempelajari komunitas dinoflagellata bentik yang berpotensi menyebabkan CFP, dengan target genus yaitu Gambierdiscus, Prorocentrum, Coolia, Ostreopsis, dan Amphidinium, serta kaitannya dengan kondisi habitat dan kualitas perairan di Gili Matra.

Ke dua, mempelajari tingkat tekanan aktivitas manusia dan potensi kerugian ekonomi akibat Marak Alga berbahaya / CFP di kawasan Gili Matra dan ke tiga, melakukan diseminasi informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi bahaya MAB dan CFP di kawasan Gili Matra dan pesisir Lombok Barat.
Marak Alga Berbahaya (MAB) merupakan satu dari 10 wabah dari lautan (Plagues of the Seas) yang kehadirannya dapat mengancam keseimbangan ekosistem dan kehidupan masyarakat di kawasan pesisir.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Penelitian Ciguatera, Arief Rachman, M.Bio.Sc menambahkan, lokasi Penelitian Ciguatera Indonesia dilakukan di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, yaitu di Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air. Gili Matra merupakan kawasan wisata dan konservasi yang memiliki peranan penting bagi masyarakat dan biota di perairan pesisir Lombok Barat.

Kawasan Gili Matra diketahui memiliki luasan kawasan konservasi perairan seluas 2.273,56 ha yang mencakup berbagai ekosistem penting untuk kawasan pesisir kepulauan, seperti mangrove, terumbu karang, dan lamun, yang mana ekosistem tersebut merupakan kawasan dengan fungsi vital bagi satwa-satwa langka karismatik yang dilindungi, seperti Hiu Sirip Hitam, Hiu Sirip Putih, Penyu, Kima, Pari Manta.

Namun tekanan aktivitas manusia di kawasan TWP Gili Matra dapat mengakibatkan penurunan kualitas perairan, serta memicu terjadinya fenomena Marak Alga Berbahaya dan/atau Ciguatera Fish Poisoning. Area Sampling Pengambilan sampel dan koleksi data akan dilakukan di sekitar perairan (dalam zonasi tertentu) di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Kegiatan pengambilan sampel akan dilakukan sebanyak 5 kali dalam 1 tahun (2022-2023), yaitu pada bulan Mei (Peralihan I), Juli (Kemarau), September (Peralihan II), November/Desember (Hujan), Januari/Februari (Akhir musim hujan).
Dalam audieensi itu, Gubernur NTB didampingi Kepala BRIDA NTB, H.Wirawan Ahmad dan utusan instansi terkait lainnya.

Sumber : (Suara NTB/ist)

Leave a Reply