Kecamatan Sepatan Timur dan Jayanti menjadi sorotan utama dalam program sosialisasi Pemberdayaan UKM Maggot yang diselenggarakan oleh Tim Program Pengembangan Masyarakat dan Usaha Desa (PM-PUD) Institut Teknologi Indonesia (ITI). Sosialisasi ini bertujuan untuk mendukung pelaku UKM peternak maggot dan memperkuat usaha mereka dalam pengelolaan sampah organik.
Table of Contents
Pemberdayaan UKM Maggot
Apa itu Maggot? Maggot memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah organik karena kemampuannya yang efektif dalam mengurai limbah menjadi pakan berkualitas tinggi. Maggot dapat mengubah sampah organik menjadi protein dan lemak yang bernilai tinggi, sehingga bermanfaat bagi sektor peternakan sebagai sumber pakan alternatif yang ramah lingkungan.
Keunggulan maggot dalam siklus daur ulang sampah menjadikannya solusi berkelanjutan untuk masalah limbah organik yang kian meningkat. Dengan penerapan yang tepat, peternakan maggot juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada pakan konvensional yang mahal, mendukung usaha lokal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang berbasis lingkungan.
Baca Juga Abdimas Lainnya : Pelatihan Industri Sabun Herbal Cair
Pada 1 Agustus 2024, ITI memulai rangkaian sosialisasi di dua kecamatan tersebut, melibatkan UKM Maggoya di Jayanti dan UKM MaggOne di Sepatan Timur. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang serta pemerintah kecamatan.
Di Kecamatan Sepatan Timur, kegiatan ini menggandeng tim UKM MaggOne yang mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah kecamatan setempat dan Bappeda. Prof. Dr. Ir. Enjarlis, M.T, IPM, bersama Sri Endah Susilawati, M.T, turut mendampingi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ITI yang berperan aktif dalam mengatasi kendala operasional yang dihadapi oleh UKM. Fokus utama kegiatan di Sepatan Timur adalah penyediaan pakan maggot serta penguatan kolaborasi dengan pemerintah daerah guna menciptakan solusi jangka panjang.
“Sosialisasi ini merupakan langkah penting untuk membantu UKM MaggOne mengatasi tantangan dalam rantai pasokan pakan maggot dan meningkatkan efisiensi produksi,” ujar Prof. Dr. Ir. Enjarlis.
Sementara itu, di Kecamatan Jayanti, kegiatan serupa diikuti oleh tim UKM Maggoya dan dipimpin oleh Dr. Ir. Aniek Sri Handayani, M.T, IPM, serta Dr. Annuridya Rosyitda Pratiwi Octasilva, S.Pi, M.M. Keterlibatan Bappeda dan pemerintah kecamatan turut memperkaya diskusi yang difokuskan pada tantangan serta solusi yang dapat diberikan kepada UKM setempat.
Mahasiswa KKN di Jayanti turut melakukan survei terhadap pelaku UKM Maggoya untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai kendala yang dihadapi. Salah satu hasil survei menunjukkan bahwa jumlah kelompok peternak maggot mengalami penurunan akibat terbatasnya pasokan sampah kota sebagai bahan pakan.
Dr. Aniek menyatakan, “Dengan adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan akademisi, kami berharap pemberdayaan UKM maggot dapat berkembang dan berkontribusi dalam pengurangan sampah organik di masyarakat.”
Business Matching: MaggOne Bertemu PT. Puncak Lembah Hijau
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi, Tim PM-PUD ITI juga mengadakan business matching pada 30 Oktober 2024 di Resto Malaca, BSD. Acara ini dihadiri oleh UKM MaggOne dan PT. Puncak Lembah Hijau sebagai calon mitra potensial. Business matching ini dipimpin oleh Dr. Ir. Aniek Sri Handayani, M.T, IPM, dengan tujuan utama membantu UKM MaggOne memperluas jaringan bisnisnya.
“Kegiatan business matching ini adalah langkah strategis untuk membantu UKM MaggOne menemukan mitra yang tepat guna memperkuat rantai distribusi dan pemasaran produk maggot,” ujar Dr. Aniek. Pertemuan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, khususnya dalam pengolahan dan pemasaran produk maggot.
Dengan adanya dukungan dari PT. Puncak Lembah Hijau, diharapkan bisnis UKM MaggOne akan semakin berkembang, sehingga dapat memperkuat peran maggot dalam solusi pengelolaan sampah organik. Tim PM-PUD ITI berkomitmen untuk terus mendampingi UKM dalam proses pengembangan usaha dan membangun kemitraan berkelanjutan.
Sinergi untuk Keberlanjutan Usaha Lokal
Kolaborasi antara Tim PM-PUD ITI, Bappeda, pemerintah kecamatan, dan mahasiswa KKN bertujuan untuk menciptakan solusi berkelanjutan bagi UKM di Tangerang. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah organik sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Baca Juga : Seleksi Tenant Penguatan Startup
Kontak dengan tim konsultan pendidikan di Kampus Institut Teknologi Indonesia, disini.